Program
Penanaman Jati Emas Plus
Fast Growing Golden Teak
(Tectona grandis
L.)
Skala 1000 Ha,
Jumlah tanaman
2.000.000 pohon
MAKSUD DAN TUJUAN
Jati Emas Plus sangat menarik
untuk dijadikan pilihan investasi yang menguntungkan. Jati Emas Plus sangat
cocok dengan iklim wilayah Indonesia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dengan bibit yang terseleksi baik, Jati Emas Plus dapat tumbuh lebih dari tiga
kali lebih cepat dari jati biasa.
Karenanya, penanaman Jati Emas Plus dapat diandalkan menjadi cara
memperoleh pendapatan daerah yang tinggi, kesejahteraan masyaarakat sekaligus
upaya melestarikan lingkungan.
Dalam perencanaan ini kami
memakai paradigma demand side approach
dan paradigma sistem agribisnis serta
paradigma pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Paradigma pertama menunjukkan bahwa kami hanya berminat untuk
mengembangkan komoditas kehutanan yang memiliki prospek pasar yang jelas. Paradigma
kedua adalah pemahaman yang
menyeluruh terhadap agribisnis mulai dari penyediaan sarana produksi, kegiatan
budidaya, pengolahan hasil, pemasaran serta subsistem penunjangnya. Paradigma ketiga berupaya menyeimbangkan
kepentingan ekonomi dengan peningkatan mutu lingkungan serta kesejahteraan
masyarakat secara luas.
Program penanaman sampai
pemanenan Jati Emas Plus selama 15
tahun. Pada tahun ke 6 dan 10 akan
diperoleh pemasukan dari penjarangan pohon yang sudah layak jual. Total pendapatan bersih sampai akhir program kami projeksikan
sebesar Rp. 1.094.308.300.000. Jumlah tersebut di atas sudah
memperhitungkan pengurangan pajak
sebagai perusahaan sebesar 30% dari keuntungan. Sementara itu total dana yang diperlukan pada awal
program yaitu dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5 sebesar Rp.
61.000.000.000. Analisis finansial
memprojeksikan IRR sebesar 31%,
NPV pada suku bunga 12% sebesar
Rp. 205.576.000.000 dan BCR sebesar 15,7.
Kami yakin program ini sangat
prospektif. Suplai bibit yang terjamin
kualitasnya, jaminan pembelian
berdasarkan harga pasar yang berlaku,
kehandalan perencanaan untuk menembus sertifikasi ekolabeling serta
keseriusan dan komitmen pengelola merupakan aset yang sangat penting bagi
keberhasilan program ini. Untuk itu
program ini akan diawali dengan studi kelayakan yang komprehensif.
LATAR BELAKANG
Kebutuhan
kayu nasional akan meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan tingkat
pertumbuhan penduduk. Selama ini
sebagian besar kebutuhan masyarakat akan kayu dipenuhi dari penebangan hutan alam, baik secara legal maupun
ilegal. Luas hutan yang berkurang
sebagai akibat konversi ke peruntukan lain, penurunan potensi tegakan dan
pembalakan yang tidak memperhitungkan riap tegakan adalah sebab-sebab yang
mengakibatkan pada suatu ketika kebutuhan kita tidak terpenuhi.
Menggantungkan suplai kayu kepada hutan alam adalah hal
yang mustahil pada masa yang akan datang.
Karena di samping kebutuhan yang semakin besar, keberadaan kayu dari
hutan alam akan semakin langka.
Kelangkaan kayu dari hutan alam ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah:
1.
Potensi dari hutan
alam yang semakin berkurang
2.
Kebutuhan dunia yang
meningkat
3.
Konversi hutan produksi
menjadi peruntukan lain
Mengantisipasi
kelangkaan kayu tersebut, perlu
dilakukan upaya proaktif agar kebutuhan masyarakat akan kayu dapat
terpenuhi. Upaya-upaya yang mungkin
dilakukan adalah penanaman pohon penghasil kayu dalam jumlah besar dan
mempunyai kualitas yang baik.
Upaya di atas
memerlukan ketersediaan dua hal penting yaitu lahan yang luas dan pemilihan jenis pohon yang ditanam. Dalam hal penyediaan lahan, pengembangan
hutan rakyat dapat dipilih sebagai alternatif yang sangat mungkin
dilakukan. Hutan rakyat di sini
adalah budidaya tanaman hutan yang
diusahakan di atas tanah masyarakat dan dikerjakan dengan melibatkan
masyarakat. Mengingat pendanaan hutan rakyat ini bersifat
komersial maka ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan jenis
tanaman agar dana yang dikucurkan dapat kembali secara menguntungkan. Kriteria tersebut antara lain:
1.
Bernilai ekonomi tinggi
Kayu
yang dihasilkan bukan hanya dapat dijual sebagai bahan baku satu jenis industri
atau dapat dimanfaatkan secara domestik untuk pertukangan saja, melainkan juga
memiliki banyak kegunaan sehingga pada saat pemanenan, tidak mengalami masalah
dalam pemasaran.
2. Daur
Cepat
Kayu
yang dibudidayakan harus cepat tumbuh dan dapat segera dimanfaatkan, tidak
terlalu lama menunggu masa panen. Hal
ini berhubungan dengan investasi yang telah ditanam agar dapat cepat kembali.
3. Mudah
dibudidayakan
Mengingat
bahwa yang akan melangsungkan projek nanti adalah masyarakat, maka jenis yang
dibudidayakan harus dipilih dari jenis yang tidak sulit dibudidayakan (mudah
tumbuh) dengan metode yang sederhana.
4. Memungkinkan
untuk dibudidayakan secara tumpangsari
Syarat
ini tidak terlalu prinsip, tetapi dapat memberikan nilai tambah bagi penanaman
pohon tersebut. Terutama jika penanaman
pohon tersebut melibatkan masyarakat, maka
tanaman tumpangsari akan memberikan tambahan pendapatan yang
signifikan.
KOMODITAS
Tanaman Jati Emas Plus
memenuhi keempat syarat di atas. Jati
Emas Plus merupakan hasil pengembangan bibit lebih dari 40 tahun. Melalui terobosan bioteknologi, masa tegakan
pohon jati dapat dipersingkat dari semula di atas 40 tahun menjadi diatas 5
tahun. Bibit diseleksi dari bank bibit yang beraneka ragam.
Bibit prima Jati Emas Plus
memiliki kecepatan pertumbuhan lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan
bibit jati konvensional. Pada usia 5-7
tahun pohon telah mencapai diameter 20-25 cm dengan tinggi 12-14 m dan sudah
dapat dipanen serta dapat dijamin kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya.
Salah satu karakteristik
utama pohon Jati Emas Plus adalah tingkat kelurusan yang sangat tinggi dengan
cabang dan ranting sedikit. Ketinggian
mencapai 30 meter pada usia tua. Batang
utama sangat bulat dan kulit tidak terlalu kasar seperti jati lainnya. Kayu yang dihasilkan berwarna kuning
keemasan yang cerah dan diklasifikasikan sebagai kayu keras ringan dengan
densitas sekitar 700 kg/m3.
Tekstur serat kayu cenderung lebih lurus sehingga mudah digunakan sebagai
kayu dekorasi. Jika usia kedewasaannya
terlampaui akan kebal terhadap serangan rayap atau jamur dan tahan terhadap
cuaca, seperti tidak membusuk akibat matahari atau hujan.
BUDIDAYA JATI EMAS PLUS
Lingkungan Agronomi
Pada dasarnya pohon Jati Emas
Plus membutuhkan persyaratan dan kondisi-kondisi yang cocok dengan iklim
tropika di Indonesia. Persyaratan
lingkungan yang penting antara lain :
v
total curah hujan
antara 1500 mm hingga 2500 mm/tahun
v
kisaran temperatur
antara 22°C pada malam hari hingga 35°C pada siang hari
v
derajat keasaman (pH)
antara 4,5 hingga 7
v
jenis tanah ideal
adalah lempung berpasir dengan aerasi yang baik dan lapisan top soil sangat subur
v
dapat hidup pada
ketinggian 50-800 meter dpl
v
tanah di lahan Jati Emas
Plus tidak boleh terendam air
Pola Tanam
Jati Emas Plus ditanam dalam lubang dengan ukuran
masing-masing 30x30x20 cm. Jarak tanam
yang digunakan adalah 2,5x2 meter, sehingga satu hektar dapat menampung 2000
pohon. Untuk meningkatkan jumlah pohon
yang ditanam, masyarakat sekitar hutan dapat dilibatkan dalam pelaksanaan penitipan pohon di lahan mereka,
hal mana pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan kesejahteraan masyarakat
setempat.
Setelah Jati Emas Plus
ditanam, perlu dilakukan kegiatan
penyulaman, pemupukan dan perawatan serta pemangkasan. Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman
yang mati atau tidak bagus tumbuhnya.
Untuk penyulaman ini dicadangkan 10% dari total tanaman. Pemupukan
dilakukan agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk
hayati mikorhiza, NPK dan pupuk kandang.
Sedangkan perawatan dilakukan
agar tanaman tetap sehat. Perawatan ini
berupa pencegahan tanaman terkena serangan dari jamur, serangga dan gulma (tanaman pengganggu). Pemangkasan terutama ditujukan untuk
membentuk pohon agar tetap tumbuh tegak.
Pemangkasan dilakukan dengan cara
membuang cabang dan ranting serta daun yang dianggap tidak perlu.
Panen yang sebenarnya
dilakukan saat usia tanaman 15 tahun di mana diameter pohon rata-rata sudah
mencapai 37 cm atau lebih. Namun
demikian mulai usia tanam 5 tahun pemanenan kayu sudah dapat dilakukan. Rata-rata diameter pohon saat itu sudah
mencapai 20 cm dan sudah layak jual.
Panen pada usia ini bersifat penjarangan, yaitu pengurangan jumlah pohon
agar pohon yang tersisa dapat tumbuh optimum.
Penjarangan pada usia ini dilakukan sebanyak 50 % dari populasi. Dengan demikian setelah penjarangan I jarak
antartanaman menjadi 4 x 2,5 m.
Panen tahap II dilakukan
mulai usia tanam 10 tahun. Pada saat
ini diameter pohon rata-rata sebesar 27 cm.
Penjarangan dilakukan sebanyak 25 % dari populasi awal tanam, atau setengah
dari jumlah populasi yang ada setelah dilakukan penjarangan tahap
I. Setelah penjarangan tahap II jarak
antartanaman menjadi 4 x 5 m.
Tabel 1. Dimensi Pohon Jati Emas Plus Muda Berdasarkan Usianya
No
|
Periode
|
Diameter
|
Tinggi
|
1
|
6 bulan
|
3 s/d 3,5 cm
|
2,5 s/d 3 meter
|
2
|
10 bulan
|
5 s/d 6 cm
|
5 s/d 6 meter
|
3
|
18 bulan
|
7 s/d 8,5 cm
|
6,5 s/d 7,5 meter
|
4
|
20 bulan
|
10 s/d 11 cm
|
8 s/d 9 meter
|
5
|
30 bulan
|
11 s/d 12,5 cm
|
> 11 meter
|
Tabel
2. Dimensi dan Projeksi Volume Pohon Jati Emas Plus Dewasa
Berdasarkan Usianya
No
|
Periode
(Tahun)
|
Diameter
|
Tinggi
Pohon
|
Volume perPohon |
1
|
5 - 7
|
25 cm
|
12 meter
|
0.345 m3
|
2
|
8 - 10
|
27 cm
|
14 meter
|
0.744 m3
|
3
|
11 - 15
|
37 cm
|
17 meter
|
1.719 m3
|
Tabel 3. Perbandingan Nilai Ekonomi antara Jati Emas Plus (Tectona grandis L.) dengan Jati Konvensional
Jati Emas Plus (Myanmar)
|
Jati
Konvensional (Lokal)
|
||
Umur 5 Tahun
|
Umur 5 Tahun
|
||
Tinggi
|
12 meter
|
Tinggi
|
2 meter
|
Diameter
|
20 cm
|
Diameter
|
3.5 cm
|
Nilai Ekonomi
|
Layak jual
|
Nilai Ekonomi
|
tidak layak jual
|
Umur 5 s/d 8 Tahun
|
Umur 5 s/d 8 Tahun
|
||
Tinggi
|
12 – 16 meter
|
Tinggi
|
3.5 meter
|
Diameter
|
25 – 30 cm
|
Diameter
|
8 cm
|
Nilai Ekonomi
|
Potong jual
|
Nilai Ekonomi
|
tidak layak jual
|
PROSPEK JATI EMAS PLUS
Nilai Komersial Tanaman Jati Emas Plus
v
Jati Emas Plus
memiliki reputasi dunia sebagai kayu paling awet dan dianggap sebagai kayu yang ideal.
v
Di Eropa dan Amerika
dikenal 10 jenis kayu utama yaitu Pine, Spruce, Larch, Douglas Fir, Oak, Elm
Beech, Hickory dan Walmut yang rata-rata nilai susutnya dua kali Jati Emas.
v
Dari segi kualitas
Kayu Jati Emas Plus unggul karena mudah dalam pengerjaan masinal, densitas kayu
tinggi, mudah dibentuk serta tahan akan lama.
v
Pohon Jati Emas Plus
memiliki karakteristik yang sangat sesuai untuk pertamanan, penghijauan dan
tanaman hias.
v
Kualitas dan harga per
kubik lebih tinggi dibandingkan kayu pertukangan lain, karena susut kayu < 0.5 kali.
v
Kayu Jati Emas Plus
memiliki keunggulan dalam warna, lebih cerah daripada jati klasik yang berwarna
coklat tua, hingga kini menjadi trend
setter dalam tradisi warna funiture di Amerika, Jepang dan Eropa.
Aspek Pemasaran
v
Kayu jati sangat
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri meubel berkualitas tinggi.
v
Industri moulding dan parquet flooring akan mendapatkan jenis kayu yang sangat memadai
dalam volume, proses kerja dan nilai tambahnya.
v
Industri bahan
bangunan bagi perumahan menengah atas yang kian membutuhkan kusen dan pintu
bermutu tinggi.
v
Kayu Jati Emas Plus dapat digunakan untuk mengisi
kebutuhan industri plywood akan suatu jenis bahan perantara di mana
bisa dikembangkan rotary-cut face veneer jenis baru maupun fancy plywood.
v
Kayu Jati Emas Plus
dapat juga dimanfaatkan untuk substitusi
kayu bulat yang berasal dari HPH hutan alam yang sudah tidak dapat
memenuhi permintaan domestik.
v
Pangsa pasar kayu jati
yang tidak dapat dipenuhi oleh pasar domestik akan sangat mudah diserap oleh
kayu Jati Emas Plus.
v Produk jati yang berasal dari HTI akan menjadi lebih mudah lolos dari sertifikasi ekolabeling dibandingkan kayu yang berasal dari hutan alam apabila dikelola dari awal dengan cara yang memperhitungkan seluruh aspek ekologi, produksi dan sosial.
Aspek
Sosial Ekonomi bagi Masyarakat Sekitar
Mengingat penanaman Jati Emas Plus memerlukan area
yang cukup luas, maka dampak sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar penting
artinya bagi keberhasilan program.
Besarnya luasan yang digunakan membawa konsekuensi yaitu relatif
lemahnya pengawasan terhadap satuan tanaman.
Dengan demikian hubungan baik dengan berbagai pihak terutana masyarakat
sekitar harus dibangun sehingga keberadaan kebun Jati Emas Plus dirasakan manfaatnya
serta dipertahankan kelangsungannya.
Beberapa hal positif yang dapat dirasakan pihak-pihak terhadap keberadaan kebun Jati Emas Plus antara lain
:
v
Terbukanya kesempatan
kerja secara langsung bagi masyarakat sekitar kebun terutama pada tahap awal
penanaman, penjarangan dan pemanenan.
v
Terdapatnya kesempatan
bagi masyarakat untuk juga menanam Jati Emas Plus melalui penitipan di
lahan-lahan mereka, sehingga masyarakat mempunyai tabungan untuk masa depan.
v
Melalui program
tumpang sari tanaman antara tanaman pertanian dan tanaman Jati Emas Plus dapat
memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk menambah penghasilan.
v
Penanaman Jati Emas
Plus memberikan dampak sosial yang sangat positif bagi daerah lokasi
program. Dampak itu antara lain
tingkat pemanfaatan lahan yang semakin
intensif, kesempatan kerja dan lebih terbukanya daerah bagi teknologi dan inovasi.
v
Bagi pemerintah daerah
lokasi Penanaman Jati Emas, beroperasinya kebun dapat memberikan peningkatan
pendapat daerah baik secara lansung berupa
pajak dan retribusi legal lainnya maupun berupa multiplier effect
lainnya. Hal tersebut akan
sangat membantu pemerintah kabupaten dalam rangka autonomi daerah.
Aspek
Ekologi
v
Kecepatan tumbuh Jati
Emas Plus yang tiga kali lebih cepat
(fast growing species) dibandingkan
jati konvensional sehingga mempunyai nilai ekologi yang sangat baik dalam
menjaga dan melestarikan alam terutama tanah dan air.
v
Kondisi fisiologi
tanaman Jati Emas Plus sangat ramah
serta mampu menahan air tanah melalui sistem perakarannya, tingkat respirasi
yang rendah (1000-2000 mm/tahun), tingkat penyerapan unsur hara seperti air dan
zat-zat anorganik cenderung tidak boros sehingga akan menjaga dan menambah
kesuburan tanah dan sangat cocok untuk program reboisasi, reklamasi,
reforestasi dan penghijauan lahan.
v
Bentuk pohon jati
emas yang lurus dan tajuk yang
sedikit melebar di bagian kanopinya
sangat memungkinkan untuk ditanam bahkan pada lahan dan ruang yang terbatas di
daerah perkotaan.
v
Daun Pohon Jati Emas
berukuran relatif lebar dan terdapat bulu-bulu yang akan lebih mampu menjerap
polutan atau bahkan menyerapnya. Jati Emas Plus dapat dipandang sebagai hutan
rakyat maupun program absorpsi polutan terutama debu dan zat tercemar udara
lainnya.
v
Penanaman
(reforestasi) dan penghijauan akan memberikan sumbangan yang sangat berarti
dalam mengurangi tekanan yang amat berat dialami hutan alam.
Aspek
Finansial
Program penanaman Jati Emas Plus sangat layak
dilakukan jika dilihat dari analisis finansial. Hal ini ditunjukkan oleh hasil IRR yang cukup besar yaitu 31%, BCR
= 15,68 dan nilai NPV pada
tingkat suku bunga 12% cukup besar.
Tabel 4. Portofolio Investasi
Uraian
|
Nilai
|
Jumlah Dana Yang diperlukan
|
Rp. 61.000.000.000
|
Jangka Waktu Investasi
|
15 Tahun
|
Total Penerimaan
|
Rp.
1.694.396.300.000
|
Total Keuntungan sebelum Pajak
|
Rp.
1.586.365.100.000
|
Keuntungan setelah Pajak
|
Rp.
1.094.308.300.000
|
Tingkat Pengembalian
|
31%
|
Arus kas positif bersih
|
Mulai tahun ke 6
|
Lampiran
1.
DCF Analysis
2.
Projeksi
Arus Kas
3.
Projeksi
Laba Rugi
4.
Projeksi
Produksi dan Penerimaan
5.
Projeksi
Investasi Peralatan Budidaya dan Infrastruktur
6.
Projeksi
Biaya Langsung
7.
Projeksi
Penerimaan
8.
Struktur
Organisasi
No comments:
Post a Comment