Tanaman jati emas tidak banyak beda dengan tanaman jati lokal dalam hal penanaman dan pemeliharaanya.
Hama jati yang banyak ditemukan antara lain adalah bubuk jati (Xyleborus destruens Bldf) yang menyerang batang hingga berlubang-lubang, ulat daun jati (Hiblaea puena Cr, Pyrausta machoeralis Wlk) yang mampu memakan daun hingga gundul, rayap atau inger-inger (Neotermes tectonac Damm) dan oleng-oleng (Duomitus ceramicus Wlk) yang menyerang batang melalui akar.
Penyakit yang lazim terdapat pada jati antara lain disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum Smith), jamur upas (Corticium salmonicolor Berk and Br) dan benalu (Loranthus spp).
Hama jati yang banyak ditemukan antara lain adalah bubuk jati (Xyleborus destruens Bldf) yang menyerang batang hingga berlubang-lubang, ulat daun jati (Hiblaea puena Cr, Pyrausta machoeralis Wlk) yang mampu memakan daun hingga gundul, rayap atau inger-inger (Neotermes tectonac Damm) dan oleng-oleng (Duomitus ceramicus Wlk) yang menyerang batang melalui akar.
Penyakit yang lazim terdapat pada jati antara lain disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum Smith), jamur upas (Corticium salmonicolor Berk and Br) dan benalu (Loranthus spp).
Penyemprotan insektisida (Lanatte) secara berkala tiap 2 minggu
adalah sangat diperlukan untuk mengendalikan serangan ulat dan belalang.
Penyemprotan insektisida dengan dosis yang tepat akan mencegah dan
mematikan hama serangga yang menyerang dan merusak jati tanaman muda
(sampai umur 6 bulan). Pengendalian hama tanaman jati yang sudah besar
dengan cara mengasapi tanaman menggunakan belerang yang dibakar adalah
lebih efektif. Selain itu pencegahan hama dapat dilakukan dengan
tindakan silvikultur seperti penjarangan dan pembersihan tumbuhan bawah
yang menjadi sarang hama. Pemberantasan penyakit dapat dilakukan dengan
jalan segera menebang dan membakar pohon yang terserang. Pengendalian
ini ditujukan agar pertumbuhan tanaman jati tidak terganggu.
No comments:
Post a Comment